Bagaimana hubungan keseimbangan dalam sejarah
Sejarah
windylaura12
Pertanyaan
Bagaimana hubungan keseimbangan dalam sejarah
1 Jawaban
-
1. Jawaban gita596
Keseimbangan yang lebih dikenal dengan konsep keadilan dalam kehidupan adalah terjadinya take and give antara satu pihak dengan pihak lain yang saling berhubungan. Konsep ini juga menimbulkan pepatah yang terkenal dari berbagai kebudayaan dengan berbagai bahasa pengungkapan. Para pembaca tentu sangat kenal dengan ungkapan “apa yang kamu tanam, itulah yang kamu tuai”, ungkapan ini ada di berbagai belahan dunia baik itu menggunakan bahasa global seperti bahasa inggris atau arab maupun menggunakanbahasa lokal.Disisi lain, konsep keseimbangan atau keadilan juga memunculkan hukum alam yang dikenal dengan sebutan kausalitas. Kausalitas atau hukum sebab akibat menerangkan bahwa setiap sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu ada sebabnya. Jika tidak ada sebab maka tidak ada akibat, jika keduanya tidak ada maka proses juga menjadi sirna. Sedangkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam kehidupan selalu memiliki proses, tidak ada satupun yang mampu melewati proses tersebut. Hanya saja dalam beberapa kasus, kemampuan manusia tidak sanggup memahami prosesdari sesuatu yang terjadi.Ketika ingin memahami keseimbangan dalam kehidupan, maka kita harus mengkaji lebih dalam tentang hubungan manusia. Kenapa harus manusia? Seperti yang diungkapkan Descartes dalam bukunya “Meditation on Philosophy”, alam semesta dengan segala kemegahan dan rahasianya bekerja secara otomatis dibawah pengawasan sosok yang tidak terjangkau oleh akal manusia. Lalu dimana letak keistimewaan manusia? Manusia memiliki akal yang sempurna, kemampuan berpikir yang dinamis hingga diberikan tanggung jawab mengelola planet ini.Hubungan antar manusia dengan kemampuan akal yang dinamis menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Keseimbangan dalam interaksi antara 1 orang dengan orang lain menciptakan pola yang dinamis dan menjadi pemicu kausalitas yang paling sering. Banyak hal entah yang baik atau yang buruk terjadi dalam kehidupan ini sebagai akibat dari interaksi antara manusia dengan sekitarnya. Pola pikir yang dinamis dari akal yang dinamis menjadikan manusia sebagai tersangka utama dari berbagai hal yang terjadi.