Cerita bertema alam....
B. Indonesia
desytri22
Pertanyaan
Cerita bertema alam....
1 Jawaban
-
1. Jawaban Ali000207
"Sang peneduh telah runtuh"
Hutan belantara Indonesia merupakan suatu asset Negara yang perlu kita banggakan, karena paru-paru dunia salah satunya terletak di Indonesia. Peneduh yang diciptakan Tuhan yang patut kita syukuri dan kita jaga kelestariannya.
Tempat ini merupakan hal yang vital dal keberlangsungan kehidupan didunia ini, tak hanya manusia namun juga makhluk hidup lainnya mendiami tempat tersebut, satwa-satwa riang berlari dan bernyanyi. Tidak hanya binatang dan tumbuhan, makhluk astral yang tak kasat mata juga banya mendiami tempat tersebut.
Warna merah terang terlihat dari kejauhan, kumpalan asap hitam pekat membumbung tinggi menantang langit. Keserakahan manusia yang terlihat jelas di muka Bumi ini. Warna hijau yang dibanggakan dengan keindahnnya dan rimbunnya alam, sekarang terlihat mulai memudar bahkan terlihat coklat.
Teringat lirik lagu dari sang maestro bang Iwan Fals “biarkan anak cucu kita belajar dibawah pohon, biarkan anak cucu kita menghirup udara segar, biarkan mereka tumbuh bersama hijaunya daun, jangan biarkan mereka mati dimakan hama kehidupan”. Lirik lagu yang sangat menyayat hati jika kita cerna.
Sampai kapan lirik lagu itu bisa terjaga dan tak terealisasi, namun yang kita alami hampir meninggalkan lirik lagu tersebut.
Kita tahu banyaknya pembalakan liar/illegaloging, pohon-pohon ditebang seenak udelnya sendiri tanpa memikirkan yang lainnya. Pemburuan satwa-satwa hutan baik itu yang dilindingi maupun tidak dilindungi sehingga angka populasi flora dan fauna semakin menurun setiap waktu. Yang paling tragis adalah pembakaran hutan yang memakan ratusan bahkan ribuan hektar hutan kita.
Hutan yang harusnya kita lindungi semakin digerogoti oleh hama-hama kehidupan yang tak bertanggung jawab. Hutan rindang gemah ripah loh jinawe kini menjadi perkebunan yang menguntungkan bagi segelintir orang dengan korman jutaan nyawa, baik itu nyawa manusia maupun flora dan fauna.
Sang peneduh telah runtuh oleh ganasnya robot-robot buatan manusia, gergaji setiap hari nyaring terdengar ditelinga hingga membuat jerit tangis anak kecil tak terdengar lagi karena kerasnya suara pohon tumbang dan pekikkan gergaji melawan kuatnya pohon.
Buldoser yang terlihat gagah dengan mata yang seperti sekop besar berduri, dengan mudah menumbangkan peneduh dunia, dengan enteng mengangkut kayu-kayu yang telah tumbang, menyingkirkan serpihan-serpihan yang dianggap tak penting oleh mereka.
Sang peneduh kini telah runtuh karena kenagkuhan manusia, keserakahan kaum kaum kapitalis yang ingin menguasai seluruh hasil bumi, oleh mereka yang tak menghiraukan nasib jutaan manusia yang telah dirugikan oleh ulahnya, oleh mereka yang tak perduli dengan roda kehidupan hingga tak tahu sampai kapan dan akhirnya dunia ini tak menjadi tempat untuk berlindung lagi.